Kamis, 21 Juni 2012

Hidup adalah Sebuah Perjalanan

Dulu, ada seorang Kaisar yang mengatakan pada seorang penunggang kuda, bahwa jika dia bisa menjelajahi daerah seluas apapun, maka Kaisar akan memberikan kepadanya daerah seluas yang sanggup dijelajahinya itu. Kontan si penunggang kuda itu melompat ke punggung kudanya dan melesat secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin. Dia melaju dan terus melaju, melecuti kudanya untuk lari secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin. Ketika lapar dan letih, dia tidak berhenti untuk makan dan minum karena dia mau memiliki tanah yang luas.

Akhirnya ia tiba pada suatu tempat setelah berhasil menjelajahi daerah cukup luas, tetapi ia sudah sangat lelah dan hampir mati. Lalu dia berkata terhadap dirinya sendiri, "Mengapa aku paksa diri begitu keras untuk menguasai tanah yang seluas ini? Kini aku sudah sekarat dan hampir mati. Aku hanya butuh tanah seluas 2 meter untuk menguburkan diriku sendiri."
Cerita ini mirip dengan perjalanan hidup kita. Kita cenderung memaksa diri sangat keras tiap hari untuk mencari uang, kuasa, dan keyakinan diri. Kita cenderung mengabaikan kesehatan kita, waktu bersama keluarga, dan kesempatan mengagumi keindahan di sekeliling kita. Kita cenderung mengabaikan kehidupan rohani kita. Kita cenderung tidak memikirkan dengan serius hidup kita sesudah mati.



Bertafakur adalah pelita kalbu.
Bila ia pergi tiada lagi cahaya yang menerangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar